Saat berdagang dan berinvestasi, Anda harus berpikir logis. Keputusan berdasarkan emosi dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. Salah satunya terkait dengan keputusan cut loss (CL).
Strategi CL merupakan upaya yang bisa Anda lakukan untuk meminimalisir kerugian. Meski begitu, Anda bisa menerapkan strategi ini untuk mendapatkan profit yang konsisten. Poin pentingnya adalah Anda tahu waktu yang tepat untuk menjual saham.
Apa Itu Cut Loss?
Investor dan trader saham tentunya sangat familiar dengan istilah “loss reduction” atau “CL”. Secara harfiah, istilah tersebut terdiri dari dua kata, yaitu pemotongan dan kerugian. Dalam praktiknya, tujuan investor dan trader saham melakukan CL adalah untuk mengurangi kerugian yang lebih besar.
CL mengacu pada situasi di mana Anda menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli. Jika demikian, Anda memang akan mengalami kerugian. Putuskan untuk menjual saham dengan harga rendah, Anda melakukan ini untuk meminimalkan kerugian yang disebabkan oleh penurunan tajam harga saham.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan pendanaan jika terjadi krisis keuangan atau kejadian tak terduga yang menyebabkan harga saham turun. Oleh karena itu, stop loss sering disebut sebagai strategi stop loss pelindung.
Waktu Tepat Melakukan Cut Loss
Setelah Anda memahami apa yang dimaksud dengan CL, Anda perlu mengetahui waktu yang tepat untuk melakukannya. Satu hal yang harus diperhatikan ketika menerapkan strategi CL adalah bahwa keputusan untuk menjual saham tidak selalu benar. Faktanya, rata-rata rasio untung dan rugi trader profesional adalah 60% hingga 70%.
Sebagai bahan pertimbangan, Anda bisa menggunakan 4 kondisi sebagai waktu yang tepat untuk mengeksekusi CL, yaitu:
-
Titik Persentase Kerugian
Saat trading atau berinvestasi saham, Anda harus terlebih dahulu menentukan persentase kerugiannya. Jumlah kerugian yang dapat ditanggung oleh trader atau investor bervariasi.
Beberapa orang memperkirakan bahwa kerugian 3% hingga 5% telah memberi banyak tekanan dan menyebabkan tekanan. Oleh karena itu, area yang bisa dijadikan patokan adalah status mental.
-
Situasi yang Mendorong Penurunan Harga Saham
Anda mungkin telah melakukan analisis fundamental dan teknis dari saham perusahaan tertentu. Oleh karena itu, perusahaan memiliki potensi positif. Perusahaan mungkin mengalami masalah dan mungkin tidak dapat memaksimalkan kinerja.
Dalam hal ini, nilai saham perusahaan yang Anda miliki akan berkurang. Dalam hal ini, keputusan terbaik yang dapat Anda buat adalah CL. Itu adalah keputusan yang salah untuk memiliki saham di perusahaan yang bermasalah. Jika Anda melanjutkan, Anda mungkin kehilangan seluruh dana investasi Anda.
-
Kesalahan Pembelian Saham
Dalam beberapa kasus, Anda mungkin melakukan kesalahan saat membeli saham. Anda membeli saham yang sebenarnya tidak Anda butuhkan. Ada banyak alasan untuk kesalahan. Salah satunya adalah ketika Anda terburu-buru untuk berdagang tanpa proses analisis.
Dalam hal ini, hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah menjualnya. Selain itu, bila Anda amati harga saham yang cenderung negatif. Memilih untuk mengurangi kerugian adalah pilihan yang masuk akal untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
-
IHSG Terkoreksi
Terakhir, ketika Anda menemukan bahwa IHSG telah direvisi, Anda perlu mempertimbangkan untuk menjual saham tersebut dengan harga murah. Ketika fenomena indeks koreksi terjadi, diperlukan pengamatan yang cermat. Pastikan koreksi atau pelemahan nilai saham terjadi berulang kali.
Saat indeks saham mundur, Anda juga perlu tahu alasannya. Beberapa faktor pemicu penyesuaian saham antara lain krisis, masalah dalam negeri, huru-hara dan sebagainya.
Nah, inilah yang perlu Anda ketahui tentang pengertian stop loss dalam trading dan investasi saham. Semoga bermanfaat, ya.